Senin, 17 Agustus 2015

The one

The One

Bagi aku satu itu cukup karena banyak hanya memusingkan. Terlena dalam dunia yang menuntutnya selalu tetap eksis. Sugesti yang memengaruhi dia bahwa banyak akan membuatnya tak akan kesepian. Asli tidak pernah menjadi duplikat dan asli tidak pernah menjadi palsu. Asli tetap asli sekalipun usang dimakan waktu

Sahabat bukan sebagai bunga bila kau menjadi kumbang, sahabat bukan hanya sekedar tempat dimana kau berbaring merebah melepas penat di atas kasur. Apa arti satu bagimu ? bagaimana banyak bisa membahagiakan mu ?

Coba aku bertanya di sini, kau butuh dua keluarga atau hanya satu ? cukup satu ibu atau dua ibu ? bagaimana dengan ayah ? apa kamu butuh banyak ? bahkan apa kamu ingin melihat mentari berjajar menyinari dunia ? atau puluhan rembulan yang memantulkan cahaya malam mu ?

Pikirkan bagaiman ketika ka’bah di ciptakan puluhan, ada di setiap negara ? kemana kita mengarah ? ketika suara adzan tak sama ? semua mempunyai banyak? Apa banyak masih bisa menguntungkan mu ? masih kamu berpikir begitu ?

Bandingkan bintang yang terlihat banyak memang indah tapi kamu hanya bisa menikmati itu dalam suasana gelap dan hanya pada saat malam. Tanpa cahaya dari bumi tempat kamu berpijak jika ada polusi cahaya yang terpancar dari bumi maka bintang akan tampak meredup. Ketahuilah cahayanya hanya sedikit yang sampai pada mata bulat mu itu.

Bulan satu dan bulan selalu terlihat merubah bentuk dan posisisnya tapi apa kamu tidak berusaha mengetahui ? bulan selalu kembali dalam posisi nya. Meski terlihat berbeda tapi bulan masih berbentuk sama.

Untuk mega yang sedang dirundung kesedihan
Dekatkan dirimu dan beri celah untuk mereka

Minggu, 16 Agustus 2015

Bungkam

Bungkam

Ketika diam adalah sebuah pilihan, karena penjelasan hanya akan menambah keburukan. Maka hanya ada dua pilihan hadapi dan mati atau diam tak melangkah dalam keterpurukan. Ini lah yang akan jonni rasakan ketika dia harus memilih diantara salah satunya.
Malam masih terus bergulir, kebisingan yang telah dianggapnya sebagai melodi dalam sebagian hidup ini. tempat ini gelap, tak ada bulan hanya ada lampu kendaran yang membuat semuanya terlihat. Sabtu malam, aku bersama 5 sahabat terbaiku. Namun kegelisahan dalam hati menghantui.

“Jon, loe mau ke mana ?”
“pulang. Gue titip mereka ya Jer..!!”
“okey”
“apaan si lo, kita bukan anak TK Jon” deri menyahut dalam keadaan mabuk
“iya Jon, kita udah gede, ni buktinya.” bagas menyahut seembari menunjukan botol minuman pada Joni
“iya, udah sana pergi Jon, tumben pergi duluan. Mau kencan ya lo ?” dicky menyindir
“ udah tenang ada gue sama Jery.” Kevin dengan meyakinkan

Joni melangkah pergi menuju motor dan meninggalkan kawan-kawannya.

“kaliian mau sampe kapan, hidup gini ?” sahut Kevin
“hahahaha”  Bagas, Dicky dan Deri melirik dan tertawa.
“lo belum pernah nyobain, coba lo ni coba, surga dunia sob” Bagas menjawab

Kevin hanya terdiam, memerhatikan prilaku mereka yang semakin melantur. Jery Cuma senyum sinis melihat Kevin yang bertanya kepada mereka.

“kenapa lo tanya mereka ?” Jery bertanya sembari menawarkan kopi di tangan nya
“gue heran...” kevin berbicara setelah itu meneguk kopi yang ditawarkan Jery
“udah, lo nanti bakal ngerti” jawab Jery, masih memerhatikan ketiga temannya yang kelihatan sudah ngawur.

Malam semakin memeluk merangkul mereka, sampai tegukan terakhir wine menghangatkan bagas, dicky, dan deri. Persahabatan yang sederhana dibangun dengan apa adanya, karena sahabat bukan berarti harus sama. Tegukan itu akhirnya berhenti mereka terkapar tak berdaya. Sahabat memang akan selalu ada. Kevin dan Jery yang menggotong mereka masuk ke dalam mobil. Bascamp tempat tujuan mereka, karena tak mungkin jika mereka ke rumah.

***
Jonni berkendara deengan kecepatan 180/jam dalam jalanan yang sedikit lengang, pikiran jonni sedang kacau. Kejadian siang tadi membayangi pikrannya. Beberapa detik menjadi untaian pristiwa 12 jam yang lalu dengan seketika

“jonni, heii” wanita yang paling populer dengan sinar mata yang berbinar dan rambut yang lurus sebahu. Membuat hampir semua laki-laki di sekolah tergila padanya
“iya Ra” joni menjawab. Muka datar tanpa ramuan cinta yang membalutnya selalu terlihat dingin
“lo pasti belum tulis PR kemaren kan ? ni gue pinjemin buku PR gue” membuka tas dan memberikan bukunya pada jonni
“Thanks Ra” jonni langsung melangkah pergi

Rara selalu terkesima dalam diam yang joni tunjukan. tetap tersenyum menatap jonni melangkah pergi.

Jonni masuk kelas yang ada di lantai 2 gedung sekolah.
“Aaaaaaaaaaa” terdengar jeritan dari luar dan semua berlarian menuju lantai dasar, melihat kejadian itu jonni melangkah perlahan. Berpapasan dengan orang yang tak di kenal di lantai dasar. Yang lari dari sisi kanan lalu dia menghadang dengan kakinya. Hingga terjatuh.

“lo siapa ?” tanya jonni sambil meringkus orang tersebut. Sipat joni yang selalu antisipasi. Selalu mencurigai hal yang aneh, yah aku pikir ini sifat detektip

Bagas, Dicky, Kevin, Deri dan Jery menghampiri jonni yang sedang meringkus seseorang.

“siapa jon ?” Bagas bertanya
“Gas, lo bawa dia ke pa santosa, Dick lo juga sama Deri anter mereka” jonni meminta kepada mereka sambil mendorong orang yang telah dia ringkus.
“oke jon” jawab Dicky mereka langsung bergegas menuju ruang pa santosa sebagai kesiswaan di sekolah. Sementara jonni menghampiri kegaduhan yang terjadi kevin dan Jery mengikuti.
Terlihat Rara yang sedang memegang kepala dan menutupi dahi kanannya.

“lo kenapa Ra ?” jonni menghampiri Rara yang kesakita.
Rara hanya menyerahkan batu yang ia pegang ke jonni. Setelah itu dia tidak sadarkan diri. Bergegas anak-anak lainnya membawa Rara ke ruang UKS.

“apaan jon ?” jery bertanya
Jonni melihat batu yang di bungkus kertas, dengan tulisan

Ini peringatan pertama

Tulisan yang ada dalam kertas pembungkus batu yang di lemparkan ke Rara
Jonni, bergegas jalan setengah lari menuju ruang pa santosa
***

“Ini ada apa ?” pa santosa bertanya
“ini pa, tadi ada kegaduhan di depan dan jonni meringkus orang asing ini” Deri menjelaskan
“sudah, duduk kalian semua, (pa santosa menghampiri orang asing yang di paksa duduk oleh mereka bertiga) kamu siapa ? ada urusan apa ?”
“tidak pak, tadi saya hanya bermaksud lewat saja”
“oh seperti itu, ya sudah. (menatap Bagas, Dicky dan Deri pa santosa menyuruh mereka menlepaskan mereka) biarkan anak ini pergi. Kalau kalian macam-macam lagi. Hati-hati” malah mencurigai ketiga muridnya tanpa bertanya apapun.

Pa santosa berdiri dan berbalik, menuju tempat duduk semula. Jonni membuka pintu ruangan pa santosa dengan terburu-buru sehingga mengejutkan.

“ada apa lagi ini ?” pa santosa berbalik dengan muka marah.
Jonni menatap pa Santosa lalu menatap Tajam orang yang di ringkus olehnya.
“sudah bapak tanya siapa dia dan apa maksudnya kemari pa ?” tanya joni masih dalam tatapan kepada orang asing
“jon, sudahlah. Lagi pula paling ini tak tik anak berempat ini bikin kegaduhan sendiri” jawab pa Santosa
“pa, di luar sana ada yang menjadi korban, mana mungkin mereka bertiga merencanakan hal seperti itu !!” jery menjelaskan dengan luapan emosi.
Jonni menggenggam erat batu di tangannya. Pa santosa melihat jonni dan kawan-kawannya yang penuh emosi. Dia mencoba mendingikan suasana kembali.
“ya sudah, jonni coba jelaskan ada apa ini?” sambil kembali duduk disamping orang yang telah di ringkus hari itu.
“Pa, setidaknya bapak percaya kalau saya dan teman-teman sedang tidak berbohong” dicky menekankan penjelasan dengan nada sedikit memaksa.
“iyah, sudah saya intograsi dulu anak ini” pa santosa mengelak dari perkataan Dicky. Dan melirik Jonni
“Kamu siapa ? , Jawab yang benar !!” tanya pa santosa pada pria di hadapannya.
Pria itu masih bungkam , dan menatap pa santosa, 
“Lebih baik kamu jawab pertanyaannya, sebelum aku yang bertanya” sahut jonni dengan nada mengancam
“sudah jon, ini biar bapak yang urus, kalian masih ada kelas. Silahkan kembali setelah jam pelajaran selesai” sahut pa Santosa kepada jonni dan kawannya
Jonni melakukan apa yang pa Santosa sarankan.
Pa santosa tetap mengintograsi mereka, meskipun didalam hatinya dia merasa tidak mau melakukannya.
***
Suasana kelas masih gaduh, semua terdiam ketika Jonni masuk.
“ngapain kalian liat-liat ?” sahut bagas kepada teman sekelas yang menatap Jonni
“ treenggg..!!!” suara bel berbunyi

Dari kejauhan Rara berjalan perlahan dengan menutupi dahinya, dibantu oleh temannya Faza. Jonni melirik acuh. Rara melihat Jonni yang mengacuhkan tanpa bisa melawan. Jam pelajaran dimulai. Setelah jam pelajaran selesai, Rara menghampiri jonni namun jonni bersikap dingin dia bergegas pergi keluar.

“jonni..” sapa Rara dari belakang, Jonni berdiri dan bergegas pergi tanpa mempedulikan Rara
“udah Ra, lo Istirahat aja” kevin mencoba untuk menghangatkan suasana.
“udah Ra, gue anter pulang” Jery menawarkan
“oke, makasih jer” Rara melangkah bersama bersama kevin dan jery menuju parkiran.

***
Joni menghampiri pak santosa dan orang asing tadi.
“pa sudah ada jawabannya ?” muka khawatir yang hanya diperlihatkan kepada santosa.
“dia hanya ingin bicara dengan mu nak, silahkan. Bapak keluar dulu” pak santosa keluar menuju ruangan sebelah sambil mengamati.
“apa maksud pesan ini ? “ sembari menaruh batu yang terbungkus kertas tadi
“saya disini hanya kurir mas, jangan apa-apakan saya” helaan napas jonni semakin berat
“jangan lukai saya, karena saya akan mendapat lebih dari sekedar masalah” sambungnya. “maka dari itu coba jelaskan mengapa dan siapa?” joni mencoba menahan kepalan tangannya yang sudah siap melayang jika dia tetap bersikap seolah mengulur waktu.
“Begini, saya disuruh anto” suasana diam hening, dan pak santosa pun tercengang menguping dari luar. “untuk sebabnya kenapa, mungkin yang lebih tau mas sendiri” sambungnya. “sudah sana, sebelum berpikir berbeda”
Orang suruhan itu keluar memergoki pak santosa dan yang lain menguping di luar. Serentak semua kaget.
Joni keluar, tanpa peduli apa yang guru lainnya lakukan.

***

Kesadarannya kembali pada kemudi dengan kecepatan tinggi nya, hampir saja dia terjatuh. Anto, ya anto dalam hatinya menggerutu dan menaikan lagi kecepatan nya. Tak sampai 30 menit dia sampai di tempat yang menyebabkan matanya menjadi linangan air asin yang telah bereaksi kimia. Dia selalu coba menahan. Dan masuk kedalam.
Laki-laki dengan puntung rokok di tangan yang sedang duduk menikmati hal yang tak selayaknya di pertontonkan gadis liar yang membuatnya memiliki senyum setan dan mata iblis dengan hati sepanas neraka. Joni duduk menghampiri anto yang dengan mata iblis penuh dendam.
“tawarannya sudah jelas joni, bagaimana ? apakah kamu putus asa ?”
Joni hanya diam dalam pertanyaan anto laki-laki entah keturunan raja iblis yang mana. “mengaku sajalah, karena kamu hanya menang dibawah pelukan..” terputus karena joni tangkas menyela “cukup, sudah sangat paham aku tentang kamu.” Senyum setan manakah yang dapat melebihi senyum anto malam itu “berhenti, maka aku akui kamu menang disisni” sambung joni.
Sigap anto menggenggam kerah joni dengan kuat. “Aku, harus berhenti ? pikirkan kenapa aku disini” suasana sepi gadis liar berhenti menjadi tontonan sekarang anto dan joni lah yang sedang menjadi sorotan.
“gampang ya anak manja bilang berhenti !!!” sambil berjalan kesana kemari layak raja seperti biasanya yang sedang memarahi tahanan “memangnya siapa yang memulai ?” sambil menarik dagu joni sehingga mata dan mata bertatap tatapan dendam yang terbalas dalam tatapan iba. “tatapan palsu, masih saja Penuh kebohongan” sekarang berapa orang lagi yang akan kamu pojokan seperti gue ? hah ? jawab?” dengan nada amarah melebihi gemuruh petir. “ joni menatap anto dengan ingin menjelaskan semua, tapi terlambat sudah. “ Oke, gue bakal berhenti. Tapi lo harus lenyap. Lenyap saat ini juga” sembari mengeluarkan pistol ilegal yang selalu ia seludupkan seperti biasanya. “loe masih to, kapan lo mau berhenti ?” menatap anto dengan muka yang mencoba tenang dalam tegang. “lo masih pura-pura? Bagus !!! perfectto joni” dia menodongkan arah pistol ke arah dahi joni.
Joni hanya pejamkan mata “Silahkan jika setelah ini kamu berjanji akan berhenti”
Deeeearrrrr (bunyi pistol yang terhempas meluncur masuk kedalam kepala joni) senyuman yang hanya baru keluar saat itu dari wajah jonni senyuman perpisahan untuk semua yang dia sayangi termasuk anto sekalipun yangg sangat membencinya atas kesalahan sekolah yang menyebabkan anto menjadi setan melebihi dari raja-raja iblis.

Semua alasan bukan untuk kita mengelak, hadapi dan yakin dunia akan berubah, jonni yang mengakhiri hembusan nafasnya demi sahabat dan segalanya. Anto yang tertangkap tangan dan mendekam di penjara karena rara telah menjelaskan kejadian 2 tahun lalu pada anto maka hanya tinggal penyesalan dan semua hening, diam tanpa mau mengungkapkan alasan. Kevin baru tersadar, dan dery, bagas, dan dicky sudah memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik. Diam menjadi pelajaran yang berharga bagi mereka, alasan tak semua bisa menyelesaikan dan tak perlu lagi jika itu sudah terlambat.

Senyum cinta akan kujaga, untuk aku lepaskan diakhir hayat
Tertanda Jonni

Jumat, 26 Juni 2015

Sapaan pertama untuk yang tercinta

kertas koyak berserakan di lantai kamar, tong sampah menumpuk hasil semalm. guratan pena perlahan terus aku goreskan tidak sampai di kata ke sepuluh aku terdiam, apa yang akan aku tuliskan. aku marah lalu melempar kertas yang ku genggam. tak terasa buku yang ada di depan hanya tertinggal beberapa lembar aku semakin geram aku lempar semua barang yang ada diatas meja.
"brakkk (suara barang jatuh) .. dug, dug, dug" (bola basket di mainkan dalam kamar)

                                         ***
"Rinjani" (sahut bu guru mengabsen)
"hadir bu"
"Dionaldi"
"hadir bu"
"kuncoro mastagi"
"hadirrr, buuu" dengan napas ter engah-engah dia berdiri di samping bu guru
"dari mana kamu ?"
"mobil saya mogok bu,"
"ya sudah, duduk kamu. sekarang kita ke materi genetik"
pembelajaran berjalan seperti biasa. sampai bunyi bel terdengar pelajaran telah selesai.

"gie, ini buku PR kamu"
"oh iyah makasih jeni" mastagi melangkah pergi
"gie,..." seru rinjani
"ya, ada apa lagi jen ?"
"tas kamu kebuka "
"oh, makasih jen"
"ya, sampai ketemu besok gie. bye" (melambaikan tangan)
"ya" gie menatap rinjani yang melangkah pergi
                                            ***

"tut,tut,turulit,turulit" bunyi hp berdering

gie, mamah di toko. bisa ke sini ?
iyah mah.

20 menit kemudian

"ada apa mah ?"
"antar mamah ke rumah teman mamah ya !"
"kenapa gak naik taksi mah ?"
"mamah pengen kamu yang anter !"
"iyah mah , gie ganti baju dulu"

setelah selesai berganti pakaian mastagi dan ibu berangkat
"rumahnya di mana mah ?"
"lurus aja dulu, nanti mamah kasih tau"
gie hanya mengangguk
"sudah kamu telpon ayah mu?"
gie hanya menggeleng
"hubungi dia kalau kamu sempat, ke kiri gie"
"iya mah, akan aku hubungi nanti"
"stop di sini gie, sudah sampai"
"aku anter ke dalam mah !"
"gak usah, mamah bisa sendiri gie. nanti kamu tidak perlu jemput mamah. mamah pulang sekitar jam 8"
"siap ibu negara yang saya kagumi"

senyum sapaan mengakhiri perbincangan mereka. saling melambaikan tangan

                                      ***
"dio, gie mana si ko lama ?"
"sabar kita kan gak janjian"
"lo yakin dia bakal ke sini ?"
"yakin, sabar jen"
jeni hanya diam dan sedikit bosan
"tuh mobilnya dateng jen"
"oke kita siap-siap"

kaca satu arah itu memperlihatkan gie yang sedang memegang gagang pintu dan memegang HP

salam rindu
dari : Ayah

pesan singkat yang di terima mastagi

"suprise..." (bunyi terompet dan segala perlengkapan perayaan terdengar saat itu)
"loh kok, kenapa ini ?"
"udah deh, temen satu sekolahan udah tau kalau lo jadi perwakilan sekolah kita ke new york" kata dio dengan gaya bahasa yang unik

dengan penuh semangat semua teman mengucapkan selamat pada gie

"selamat mastagi" satu per satu bersalaman dengan gie dan mengucapkan itu

"selamat yah gie, aku tau ini impian kamu gie"
"makasih jen"
"eh gie, lo pokoknya nanti di sana jangan lupa beli oleh- oleh buat kita semua"
"hahaha, apa si lo di. gue disana bukan buat jalan-jalan kan ?"
"pokoknya gak mau tau sempetin buat itu"

suasana pesta saat itu di penuhi dengan acara musik dan makan-makan

"jen, makasih ya sekali lagi"
"terus aja sampe seribu kali"
mereka tertawa

acara selesai sore menjelang malam

"gie gue balik duluan nyokap minta di jemput"
"dioo, gue pulang sama siapa ?"
"udah, ayo bareng"
"gie, kamu gak jemput mamah kamu dulu ?"
"tadi mamah gak mau di jemput, udah ayo bareng"
gie mengantarkan rinjani ke rumanya
"gie, pasti ke new york kamu seneng kan ?"
"dulunya iyah"
"loh ko gitu ?"
gie diam rinjani menatap gie gelisah
"bukannya dengan kamu kesana, kamu bakal ketemu A..."
"itu dulu jen, sekarang aku pikir dia terlalu sibuk walaupun aku kesana dia mana mungkin menemui aku"
"sekarang aku tanya sama kamu, kapan terakhir kamu hubungi dia ?"

gie terdiam, mengingat saat ulang tahun ke 11 dimana ayahnya janji akan pulang dan membelikan mainan kesukaannya

"nah, kamu ingat kan ? kapan kamu ucpin sayang sama dia ?"

gie berusaha mengingat, namun dia memang lupa, pernahkah dia menyapa ayah nya dengan baik ?

"stop di sini gie, rumah aku kamu lewat. oke satu pesan dari aku, pikirkan kata apa yang benar ingin kamu ungkapkan ke ayah kamu, sesuai harapan kamu dulu."

gie menatap rinjani yang keluar dari mobil dan menutup pintu lalu berjalan menuju rumahnya

"bye, gie. sampai jumpa besok"
                                       ***

mastagi membuka mata, dia buka kembali pesan singkat dari ayahnya sejak dari 5 tahun yang lalu,

masta, maaf ayah tidak pamit. ayah terburu-buru dengan tugas kantor menuju new york
Dari :Ayah
17/10/1999

semoga proyek ayah kali ini lancar ayah secepatnya bisa bersama masta dan mamah .
Dari : Ayah
23/02/2001

Disini musim dingin gie, ayah merindukan kehangatan minum teh di musim hujan bersama kalian.
Dari : Ayah
01/12/2003

Salam Rindu
Dari : Ayah
06/06/2004

lebih dari seharian dia scroll peran yang ada di HP nya.

"gie, seharian kamu di kamar. makan dulu, mamah tunggu di meja makan"

                                    ***

gie menuju ruang makan, disana ibunya duduk dengan tersenyum.
"ayo gie, makan yang lahap nanti di luar sana kamu akan rindu masakan mamah kan ?"

gie menatap mamahnya, dia melihat wajah mamah penuh dengan binar kebahagiaan

"mah, mamah senang aku ke sana ?"
"jelas saja gie, nanti kamu temui ayah ya"
"ayah sudah tau aku ke sana ?"
"jelas gie, ayah bahagia kamu aksn kesana"
"mah, lama aku tak berbicara dengan ayah"
"coba kamu sapa dia dengan baik, seperti dulu. waktu kamu kecil"

mamah tertawa membayangkan mastagi kecil yang sedang menyapa ayahnya.

"mamah gak ikut ?"
"kamu sudah dewasa, lagian ada ayah di sana"
"aku mungkin tidak sempat menemui ayah disana"
"temui ayah gie meskipun hanya sebentar, atau kamu ajak ketemu di bandara, lalu berangkat bersama ke tempat kamu disana"
"akan aku pikirkan mah"

suasana makan siang kali itu hening namun penuh cinta dari mamah untuk mastagi

                                         ***

jen, lagi ngapain kamu ?

sambil berbaring mastagi menulis pesan singkat di BBM

Rinjani Alam
lagi ngerjain tugas dari bu kania kemarin. kamu ada apa ?

Kuncoro Mastagi
tentang obrolan kamu semalam. aku masih memikirkannya

Rinjani Alam
kamu lupa yang akan kamu ucapkan ?

kuncoro Mastagi
Tidak, namun keadaannya berbeda

Rinjani Alam
Beda gimana gie? ungkapkan saja. udah itu  bukan orang asingkan ? dia orang penting buat kmu dia inspirasi terbesar kamu gie.

Kuncoro Mastagi
iyah jen, hari rabu aku berangkat. kamu mau ikut nganter aku bareng mamah ?

Rinjani Alam
Boleh.

Kuncoro Mastagi
Nitip mamah ya selagi aku di sana

Rinjani Alam
Oke.

Kuncoro Mastagi
Akhir-akhir ini kesehatan mamah menurun

Rinjani Alam
Siap. perlu aku antar jemput berobat ?

Kuncoro Mastagi
:) tidak usah. mamah tidak akan cerita tentang kesehatannya. dia berobat di rumah temennya. kebetulan dia dokter
aku tau hal itu baru kemarin

Rinjani Alam
Oke gie. udah sana siapin bahan presentasi penelitian kamu.

sedikit lega Mastagi dengan bebannya. dia mulai menulis kembali surat untuk ayahnya.

                            ***

Senin pagi, mastagi berangkat ke sekolah
rutunitas keseharian dan cara aku berangkat ke sekolah tidak perlu aku jelaskan di sini ya kawan.
di saat menulis ini aku belum mandi, masih pagi dengan air pegunungan yang dingin.

"gie"
"hei jen"
"wah, kamu udah cocok jadi sarjana ni"
"muka aku setua itu ?"
hahhaha (tertawa bersama)
"rabu aku berangkat insyaallah, sekarang aku mau ngurus administrasinya ke pa jayadi"
"oh iyah, Semangat gie. aku ke kelas dulu. tugas bu kania sekarang di kumpulin"
"iyah semangat juga jen"
melambai tangan mastagi tidak seperti kebiasaannya.
jeni melangkah setengah lari krena bel telah berbunyi dan dio mengejar rinjani
"hai, gie.. jen tungguin gue, tugas bu kania gue liat dulu"

gie senyum manis melihat mereka berdua kejar-kejaran menuju kelas.

masalah administrasi sudah selesai. gie menunggu jeni.

"hei, jen"
"gie ? , aku kira kamu pulang langsung"
"HEII"
"dio, lo ngagetin aja"
"jangan lupa gie, Oleh-oleh. gue jemput ade gue dulu"
"loe rusuh amet si yo ?"
"bye"
"ada apa gie ?"
"yu gue anterin kamu pulang"

mereka berdua masuk kedalam mobil lalu berangkat.

"nanti ajak dion juga ya buat nganterin aku kebandara"
hahaha "iyah, aku sms deh dia. dan besok aku ajak"
"makasih jen, nanti sore aku sms ayah"
"nunggu sore ? kenapa gak sekarang"
"sekarang ngantrerin lo dulu."
rinjani hanya mengangguk.

setibanya di rumah jeni. seperti biasa, terlewat dan berjalan. sebelumnya gie berkata
"inget ya titip mamah di sini"
"iyah, sampai jumpa besok. kamu besok ke sekolah ?"
"nggak"

jeni melambaikan tangannya sampai mobil tak terlihat. tanpa sadar mata jeni berlinang

                                ***

senin sore,

Ayah, hari rabu aku berangkat ke new york. ayah pasti sudah mendengar cerita ini dari mamah, selamat isirahat ayah. sampai jumpa lusa di bandara
Untuk :Ayah
08/06/2004

pesan pertama setelah 5 tahun ayah di newyork.

gie berbaring dan istirahat setelah ia sembahyang ashar. malam dia merapihkan pakaian bersama mamah dan beristirahat.

hari selasa, mastagi habiskan waktu bersama ibunya. mulai dari ikut berbelanja, pergi ke toko, nonton bareng, masak bareng, bercerira sampai dia dan mamahnya tertidur di sopa keluarga.

                                ***
pagi cerah cahaya jingga dengan kecepatan yang tak tertandingi mulai menyentuh setengh wajah mastagi.
rabu yang indah. sahabat, dan mamah mastagi juga bergegas terbangun dan bersiap-siap menuju bandara.
06:59 semua jam di sama ratakan sebelumnya oleh mereka.
sepucuk surat mastagi untuk ayah telah di siapkan. dia keluar kamar dengan rapi dan membawa koper menuju mobil yang akan mengantar ke bandara.

"sudah siap gie ?"
"sudah mah"
"asalamualaikum" suara kedua teman mastagi
"tuh mereka udah di depan. ayo"

gie dan mamah menuju pintu, dan berkata

"yuk berangkat"

mereka berangkat bersama, suasana dalam mobil tak terkendali sangat meriah dengan dion yang menceritakan sikap mastagi kepada mamah dan rinjani yang selalu memuji mastagi. mastagi hanya tersenyum duduk di samping pa supir , sambil menatap surat diatas tumpukan paspor untuk ayahnya

tiba di bandara , semua hanya melambai dan berkata

"sampai jumpa, hat-hati di jalan nak"
"sampai jumpa gie, sapa ayah ya"
"sampai jumpa gie, pulang lagi dengan oleh-oleh ya"
"hahaha" semua tertawa suasana haru bahagia dan mengurai air mata
gie dari kejauhan melambai dan tersenyum. dia masuk menunjukan paspor dan duduk di dalam pesawat

aku di pesawat
untuk: Ayah
10/06/2004

12:01
waktu New york

dia tiba di bandara new york.
melihat sekeliling menikmati indah dan rapi kota new york dan memerhatikan sekitar.

"Masta. Masta. Masta. Mastagi"

kelaki paruh baya berumur sekitar kepala 4 melambaikan tangan pada gie dari kejauhan. gie terdiam dia bingung.. dia membayangkan dulu ketika dia berumur 5 tahun di saat ia marah kepada ayah nya.sikap ke kanak-kanakannya kembali ia tunjukan. ayahnya setengah lari menghampirinya  ketika mendekat gie hanya menyodorkan kedua tangannya dan tertunduk. ayahnya tersenyum membayangkan kejadian waktu 11 tahun silam. ayah juga bersikap seperti sebelas tahun silam, mengambil surat dan memasukannya kekantong lalu mengusap usap kepala mastagi..
lalu membalikan tubuh mastagi, kalau dulu ayah mengangkat mastagi sampai dia menjerit sekarang ayah mendorong masta dari belakang sampai masta berkata

"ayah. orang yang aku sayangi adalah ayah, setelah ibu. tapi percayalah hanya pada ayah sekarang aku berterus terang bahwa aku sangat menyayangi ayah. ayah inspirasi ku ayah yang telah berjuang untuk masa depan ku. demi aku ayah tinggal di luar negri,  tapi aku baru memahami hal itu hari ini. maaf ayah"

"sudah, ayah tau itu ayah senang kamu di sini. mari minum teh bersama, mengisi kehangatan"
dengan mata berlinang diantara keduanya mereka berpelukan peluk cinta ayah dan anak.
"mamah gak di ajak ni"
mereka berdua terkejut
"mamah, kok mamah ?"
"iyah, mamah tidak mau ketinggalan suasana kehangatan minum teh di new york"
"ayah ?"
"sudah kita nikmati sejenak kehangatan minum teh yang kita lakukan 5 tahun silam di waktu hujan denga suasana dan tempat yang berbeda. ayah tidak merencanakan ini gie"

mereka menikmati teh di cafe terdekat dari bandara.
                                    ***

kehangatan muncul dari hal terkecil yang dapat berpengaruh besar. ini cerita ku, apa cerita mu. ayah adalah orang yang luar biasa bagiku. sapaan pertama untuk yang tercinta mu pada siapa ? tunjukan dan ungkapkan selagi orang yang kita cintai masih ada
salam sehat, semangat dan ceria since 05:30 - 09:00 a.m
27 juni 2015

Kamis, 25 Juni 2015

salam baca sahabat penulis :)

pagi tadi, 26 juni 2015 05:30
hai... salam kenal !! namaku pia maryana aku mempunyai banyak nama panggilan. ibu memanggilku dengan nama kesayangannya "ikok" (hahaha) terdengar lucu ya... ya, itu karena tanah kelahiran ku adalah tanah sunda yang sangat aku cintai. ya, maklumlah orang sunda suka mengganti nama orang dengan inisiatif sendiri.. upss lupa, (kepanjangan cerita alasannya ya) hehe maaf sahabat pembaca, nama panggilan lain "pey". ini bermula di tahun 2014 teman-teman seperjuangan aku lah yang ngasih nama ini, sewaktu aku dan dia dalam perjalanan Tim bersamanya di Garut dan Cirebon. dia Suci teman ku tinggal di bogor, nama panggilan lain dan lebih sering di pakai adalah "ya" alasan nama panggilan ini karena mungkin lebih simpel dari pada "pia". huh, banyak lagi nama panggilan lainnya, aku tidak pernah mengeluh tentang nama panggiln selagi itu masih layak untuk didengar. so, what ever you call me...
aku dilahirkan oleh pasangan romantis sedunia. yah ,, mamah dan bapak begitu aku memanggil ayah dan ibu.. mereka adalah pelita dalam hidup mereka adalah mentor terbaik yang tuhan ciptakan untuk ku,  aku lahir di rumah sederhana penuh cinta, di tempat sunyi, hijau, sejuk, dan indah. kampung tercinta yang berada di sukabumi, kalupun aku sebutkan kebanyakan orang tidak akan tahu tempat ini. (hehehe)
malam sunyi dimana matahari mulai bersembunyi dan bintang datang menghias langit, yah... sabtu malam itu aku berjumpa dengan bumi, 23 Nopember hari dimana pertamakalinya angin malam membelai kulit ku yang masih belum terjamah, dimana kali pertama aku hirup udara yang telah tuhan anugrahkan kepada bumi untuk makhluk-makhluknya. terimakasih tuhan..
hari ini kurang lebih 6.785 hari yang telah aku lewati di bumi, berjuta-juta detik waktu yang telah aku lewati.. malam yang masih seperti saat aku terlahir kebumi. bukan hanya aku yang berubah namun bumi pun berubah..
aku anak dari 4 bersaudara, saudara yang aku kagumi adalah kakak laki-laki ku. di inspirasi bagi ku, dan yang aku sayang adik-adik ku .. aku pernah membayangkan menjadi anak terakhir .. namun adik ku lahir kebumi setelah 3285 hari aku menjadi adik kecil satu-satunya dari kakaku.
sekilas dulu tentang ceritaku, tentang pribadi ku yang lain aku serahkan kepada sahabat pembaca ya.., karakter dan yang lainnya.
oh iyah,, satu yang mungkin harus aku informasikan. karena hal ini mungkin akan sulit di tebak, aku sangat menyukai jingga (hehehe)
terimakasih sahbat pembaca, sekali lagi salm kenal
(ditulis di lantai gedung dimana aku belajar)